Sabtu, 15 Maret 2014

SUKU SERAWAI

SUKU SERAWAI 

Suku Serawai adalah suku bangsa dengan populasi terbesar kedua yang hidup di daerah Bengkulu. Sebagian besar masyarakat suku Serawai berdiam di kabupaten Bengkulu Selatan, yakni di kecamatan Sukaraja, Seluma, Talo, Pino, Kelutum, Manna, dan Seginim. Suku Serawai mempunyai mobilitas yang cukup tinggi, saat ini banyak dari mereka yang merantau ke daerah-daerah lain untuk mencari penghidupan baru, seperti ke kabupaten Kepahiang, kabupaten Rejang Lebong, kabupaten Bengkulu Utara, dan sebagainya.
Secara tradisional, suku Serawai hidup dari kegiatan di sektor pertanian, khususnya perkebunan. Banyak di antara mereka mengusahakan tanaman perkebunan atau jenis tanaman keras, misalnya cengkeh, kopi, kelapa, dan karet. Meskipun demikian, mereka juga mengusahakan tanaman pangan, palawija, hortikultura, dan peternakan untuk kebutuhan hidup.

Sejarah

Asal-usul suku Serawai masih belum bisa dirumuskan secara ilmiah, baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk-bentuk publikasi lainnya. Asal-usul suku Serawai hanya diperoleh dari uraian atau cerita dari orang-orang tua. Sudah tentu sejarah tutur seperti ini sangat sukar menghindar dari masuknya unsur-unsur legenda atau dongeng sehingga sulit untuk membedakan dengan yang bernilai sejarah. Ada satu tulisan yang ditemukan di makam Leluhur Semidang Empat Dusun yang terletak di Maras, Talo. Tulisan tersebut ditulis di atas kulit kayu dengan menggunakan huruf yang menyerupai huruf Arab kuno. Namun sayang sekali sampai saat ini belum ada di antara para ahli yang dapat membacanya.
Berdasarkan cerita para orang tua, suku bangsa Serawai berasal dari leluhur yang bernama Serunting Sakti bergelar Si Pahit Lidah. Asal-usul Serunting Sakti sendiri masih gelap, sebagian orang mengatakan bahwa Serunting Sakti berasal dari suatu daerah di Jazirah Arab, yang datang ke Bengkulu melalui kerajaan Majapahit. Di Majapahit, Serunting Sakti meminta sebuah daerah untuk didiaminya, dan oleh Raja Majapahit dia diperintahkan untuk memimpin di daerah Bengkulu Selatan. Ada pula yang berpendapat bahwa Serunting Sakti berasal dari langit, ia turun ke bumi tanpa melalui rahim seorang ibu. Selain itu, ada pula yang berpendapat bahwa Serunting Sakti adalah anak hasil hubungan gelap antara Puyang Kepala Jurai dengan Puteri Tenggang.
Di dalam Tembo Lebong terdapat cerita singkat mengenai seorang puteri yang bernama Puteri Senggang. Puteri Senggang adalah anak dari Rajo Megat, yang memiliki dua orang anak yakni Rajo Mawang dan Puteri Senggang. Dalam tembo tersebut kisah mengenai Rajo Mawang terus berlanjut, sedangkan kisah Puteri Senggang terputus begitu saja. Hanya saja ada disebutkan bahwa Puteri Senggang terbuang dari keluarga Rajo Mawang.
Apabila kita simak cerita tentang kelahiran Serunting Sakti, diduga ada hubungannya dengan kisah Puteri Senggang ini dan ada kemungkinan bahwa Puteri Senggang inilah yang disebut oleh orang Serawai dengan nama Puteri Tenggang. Dikisahkan bahwa Puyang Kepala Jurai yang sangat sakti jatuh cinta kepada Puteri Tenggang, tapi cintanya ditolak. Namun berkat kesaktiannya, Puyang Kepala Jurai dapat melakukan hubungan seksual dengan puteri Tenggang, tanpa disadari oleh puteri itu sendiri. Akibat dari perbuatan ini Puteri Tenggang menjadi hamil. Setelah Puteri Tenggang melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama Puteri Tolak Merindu barulah terjadi pernikahan antara Putri Tenggang dengan Puyang Kepala Jurai, itupun dilakukan setelah Puteri Tolak Merindu dapat berjalan dan bertutur kata.
Setelah pernikahan tersebut, keluarga Puyang Kepala Jurai belum lagi memperoleh anak untuk jangka waktu yang lama. Kemudian Puyang Kepala Jurai mengangkat tujuh orang anak, yaitu: Semidang Tungau, Semidang Merigo, Semidang Resam, Semidang Pangi, Semidang Babat, Semidang Gumay, dan Semidang Semitul. Setelah itu barulah Puyang Kepala Jurai memperoleh seorang putera yang diberi nama Serunting. Serunting inilah yang kemudian menjadi Serunting Sakti bergelar Si Pahit Lidah. Serunting Sakti berputera tujuh orang, yaitu :
  • Serampu Sakti, yang menetap di Rantau Panjang (sekarang termasuk marga Semidang Alas), Bengkulu Selatan dan Pagaralam;
  • Gumatan, yang menetap di Pasemah Padang Langgar, Pelang Kenidai, Pagaralam;
  • Serampu Rayo, yang menetap di Tanjung Karang Enim, Lematang Ilir Ogan Tengah (LIOT);
  • Sati Betimpang, yang menetap di Ulak Mengkudu, Ogan;
  • Si Betulah, yang menetap di Saleman Lintang, Lahat;
  • Si Betulai, yang menetap di Niur Lintang, Lahat;
  • Bujang Gunung, yang menetap di Ulak Mengkudu Lintang, Lahat.
Putera Serunting Sakti yang bernama Serampu Sakti mempunyai 13 orang putera yang tersebar di seluruh tanah Serawai. Serampu Sakti dengan anak-anaknya ini dianggap sebagai cikal-bakal suku Serawai. Putera ke 13 Serampu Sakti yang bernama Rio Icin bergelar Puyang Kelura mempunyai keturunan sampai ke Lematang Ulu dan Lintang.

Definisi Serawai

Kata Serawai sendiri masih belum jelas artinya, sebagian orang mengatakan bahwa Serawai berarti "satu keluarga", hal ini tidak mengherankan apabila dilihat rasa persaudaraan atau kekerabatan antar sesama suku Serawai sangat kuat (khususnya mereka yang menumpang hidup di komunitas suku bangsa lainnya/merantau). Selain itu ada pula tiga pendapat lain mengenai asal kata Serawai, yaitu :
  • Serawai berasal dari kata Sawai yang berarti cabang. Cabang di sini maksudnya adalah cabang dua buah sungai yakni sungai Musi dan sungai Seluma yang dibatasi oleh bukit Campang;
  • Serawai berasal dari kata Seran. Kata Seran sendiri bermakna celaka, hal ini dihubungkan dengan legenda anak raja dari hulu yang dibuang karena terkena penyakit menular. Anak raja ini dibuang ke sungai dan terdampar di muara, kemudian di situlah anak raja tersebut membangun negeri.
  • Serawai berasal dari kata Selawai yang berarti gadis atau perawan. Pendapat ini berdasarkan pada cerita yang mengatakan bahwa suku Serawai adalah keturunan sepasang suami-istri. Sang suami berasal dari Rejang Sabah (penduduk asli pesisir pantai Bengkulu) dan istrinya adalah seorang puteri atau gadis yang berasal dari Lebong. Dalam bahasa Rejang dialek Lebong, puteri atau gadis disebut Selaweie. Kedua suami-isteri ini kemudian beranak-pinak dan mendirikan kerajaan kecil yang oleh orang Lebong dinamakan Selawai.

Aksara Serawai

Suku bangsa Serawai juga telah memiliki tulisan sendiri. Tulisan itu, seperti halnya aksara Kaganga, disebut oleh para ahli dengan nama huruf Rencong. Suku Serawai sendiri menamakan tulisan itu sebagai Surat Ulu. Susunan bunyi huruf pada Surat Ulu sangat mirip dengan aksara Kaganga. Oleh sebab itu, tidak aneh apabila pada masa lalu para pemimpin-pemimpin suku Rejang dan Serawai dapat saling berkomunikasi dengan menggunakan bentuk-bentuk tulisan ini.

Romeo & Juliet Kisah Cinta Sepanjang Masa

Romeo & Juliet

http://lisawallerrogers.files.wordpress.com/2009/04/romeo-and-juliet1.jpg

Romeo and Juliet (Romeo dan Juliet) adalah sebuah tragedi karya William Shakespeare. Tragedi ini mengisahkan sepasang mempelai muda yang saling jatuh cinta namun terhalang karena kedua keluarga mereka saling bermusuhan. Sandiwara ini untuk pertama kalinya dipentaskan pada tanggal 29 Januari 1595.

Juliet memasuki usia 17 tahun, orang tuanya pun mengadakan pesta ulang tahun buat puteri mereka pada hari jadinya, sekaligus juga memperkenalkan Juliet dan Valiant Paris, pemuda pilihan orang tuanya. Ayah Juliet adalah pemimpin dalam keluarga Capulets yang mempunyai permusuhan yang sudah turun menurun pada keluarga Mountage. Romeo, pemuda dari keluarga Mountage baru saja putus cinta karena di tinggal kekasihnya menikah dengan pria lain. Pada malam pesta dikediaman Capulets, Romeo yang lewat depan Puri kediaman Capulets secara tiba-tiba tertarik untuk masuk secara diam-diam ke dalam Puri kediaman Capulets untuk mengetahui keramaian yang ada di dalamnya.

Disanalah Romeo menemukan perasaan cintanya kembali ketika terpesona melihat Juliet di pesta ulang tahunnya dan secara kebetulan mereka dapat berkenalan yang mempunyai kesan didalam hati masing-masing. Sejak pertemuan itu Romeo dan Juliet menjadi pasangan kekasih dimana cinta mereka dirahasiakan dari kedua belah pihak keluarga mereka masing-masing hingga pada suatu hari terjadi peristiwa yang melibatkan Romeo dan salah satu keluarga keluarga Capulets yang menyebabkan kematian Mercutio, sahabat dari keluarga Mountage karena bertarung dengan Tybalt dari keluarga Capulets. Kematian sahabatnya membuat Romeo menjadi gelap mata dan balas membunuh Tybalt.


 http://www.radenterprises.co.uk/images/romeo.jpg

Perbuatan Romeo membuat dia dihukum tidak boleh lagi kembali dari Verona untuk selama-lamanya, sehingga terpisah dari kekasihnya Juliet. Dilain pihak, orang tua Juliet tidak bisa menolak lamaran dari Valiant Paris untuk menikahi Juliet. Sehingga mereka memaksa Juliet untuk menikah secepatnya dengan pilihan orang tuanya. Juliet bersedih akan keputusan itu dan ia berusaha menghubungi Romeo melalui guru dari Romeo sendiri akan rencana pernikahannya dengan Valiant Paris. Untuk mencegah pernikahan yang akan dilangsungkan dalam dua hari, maka sang guru menggunakan ramuan obat tidur untuk membuat Juliet mati suri selama 2 hari sehingga keluarga Juliet tidak bisa menikahkan dia. Sang guru juga berusaha menghubungi Romeo akan rencana itu tapi surat yang berisikan rencana Juliet tidak sampai pada Romeo.

Dan ketika Romeo kembali ke kota dan mendapati sang kekasihnya telah meninggal maka ia mendatangi tempat Juliet di kuburkan melihat Juliet telah mati maka Romeo pun membunuh dirinya disamping jasad kekasihnya dengan membawa perasaan sedih mendalam. Ketika pengaruh obat tidur itu hilang, Juliet tersadar tapi ketika melihat Romeo yang ada disampingnya telah mati membuat Juliet menyusul Romeo dengan mengakhiri hidupnya juga. Sebuah akhir dari tragedi cinta diantara permusuhan dua keluarga besar Capulets dan Mountage.

TENGGELAMNYA RMS TITANIC

Tenggelamnya RMS Titanic

Lukisan haluan kapal tenggelam, dengan orang-orang mendayung sekoci di depan dan lainnya di air. Gunung es tampak di belakangTerjadi pada malam 14 April sampai pagi 15 April 1912 di Samudra Atlantik Utara, empat hari setelah berangkat dari Southampton dalam pelayaran perdananya menuju New York City. Kapal super terbesar yang beroperasi pada masa itu, Titanic, mengangkut sekitar 2.224 orang ketika menabrak gunung es pada pukul 23:40 (waktu kapal) pada hari Minggu, 14 April 1912. Kapal ini tenggelam dua jam empat puluh menit kemudian pada pukul 02:20 hari Minggu, 15 April (05:18 GMT) dan mengakibatkan kematian lebih dari 1.500 penumpangnya. Tenggelamnya RMS Titanic adalah salah satu bencana maritim masa damai mematikan sepanjang sejarah.
Titanic telah menerima beberapa peringatan es laut pada tanggal 14 April, tetapi kapal sedang berlayar dengan kecepatan nyaris penuh ketika bertabrakan dengan gunung es. Kapal mengalami benturan luar biasa sehingga melengkungkan sisi kanannya dan melubangi lima dari enam belas kompartemennya. Titanic dirancang untuk tetap mengapung jika empat kompartemennya bocor, bukan lima, dan para awak segera menyadari bahwa kapal akan tenggelam. Mereka menggunakan suar roket dan pesan radio nirkabel untuk mencari bantuan, sementara penumpang diungsikan ke sekoci. Sayangnya, sedikit sekali sekoci yang tersedia dan banyak yang tidak diisi penuh akibat pelaksanaan evakuasi yang buruk.
Kapal terbelah ketika tenggelam bersama seribu penumpang dan awak di dalamnya. Hampir semua orang yang lompat atau jatuh ke air meninggal akibat hipotermia dalam hitungan menit. RMS Carpathia tiba di tempat kejadian sekitar satu setengah jam setelah bencana dan menyelamatkan korban selamat terakhir pada pukul 09:15 tanggal 15 April, lebih dari 24 jam setelah awak Titanic menerima peringatan es hanyut pertamanya. Bencana ini memunculkan kemarahan publik yang meluas atas sedikitnya jumlah sekoci, regulasi perkapalan yang kedaluwarsa dan perlakuan yang tidak setara terhadap kelas-kelas penumpang yang berbeda di kapal tersebut. Penyelidikan dilaksanakan setelah bencana yang berujung pada perubahan regulasi maritim. Hal ini mendorong pembentukan Konvensi Internasional untuk Keselamatan Penumpang di Laut (SOLAS) pada tahun 1914 yang masih mengatur keselamatan maritim hari ini.

Sejarah dan Kegunaan Kayu Kokka

SEJARAH KAYU KOKKA

Kayu Koka atau sering disebut juga Kayu Kaukah adalah sejenis tumbuhan palma, “Koka’ yaitu sebutan bagi orang Turki, ‘kuka’ asal katanya ‘Coco De Mer’ atau ‘Melanococa’ digunakan untuk menghasilkan minyak. Kayu koka dihasilkan dari spesies pokok palma ‘Attalea Funifera’. Menurut cerita kayu koka pernah menjadi bagian dari kemujizatan saat digunakan Nabi Musa AS, yang bisa membelah laut merah saat dikejar pasukan Firaun. Kayu koka juga pernah digunakan Nabi Nuh AS untuk membuat bahan dasar kapal dan bisa menyelamatkan beliau dari arus banjir bandang. Adapun Nabi Sulaiman AS juga pernah menggunakan kayu itu dan berhasil menguasai seluruh jin. Kayu koka juga pernah digunakan Nabi Muhammad SAW sebagai tasbih. Dengan demikian, kayu koka lebih tinggi mutunya bila dibandingkan dengan jenis kayu lainnya di atas bumi ini. Kerajinan kayu koka memiliki berbagai variasi warna, yaitu merah mengkilap, coklat kekuningan dan kehitaman.

KHASIAT DAN KEGUNAAN KAYU KOKKA

Khasiat kayu koka sebagaimana disebut dalam buku “Mushaf * Tasbih * Tongkat – Koleksi Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu`izzaddin Wad daulah” susunan Pehin Mufti Negara Brunei Darussalam, Ustaz Haji Awang Abdul Aziz bin Juned (mufti sekarang ini) yang diterbitkan pada tahun 2001 oleh Jabatan Mufti Kerajaan, Jabatan Perdana Menteri, Negara Brunei Darussalam. Pada halaman 235 – 236 dinyatakan, terdapat tiga jenis kayu koka asli, yaitu Koka Nigeria, Koka Iran dan Koka Turki. Kayu Koka dipercayai mempunyai banyak khasiat.
  • Air yang sudah direndam dengan kayu koka apabila diminum akan berkhasiat sebagai berikut : Meredakan sakit gigi, kerongkongan dan keracunan serta demam panas (Dari berbagai sumber)
  • Jika kayu koka dipakai di badan gelang/kalung maka akan menolak : gigitan & sengatan hewan berbisa. Terhindar dari sial dan marahahaya. (Dari berbagai sumber)
  • Bagi anak kecil yang linglung atau kesurupan, gosok-gosoklah kayu koka di dahinya (Dari berbagai sumber)
  • Untuk yang urat dan ototnya sakit gosok-gosokkan kayu koka ke tempat yang sakit, niscaya segera sembuh (Dari berbagai sumber)
  • Orang yang memakai perhiasan kayu koka disukai di pergaulan serta terhindar dari sering kena sakit kepala. (Dari berbagai sumber)

KAYU KOKKA

Semua makhluk yang diciptakan Allah SWT ada peranan masing-masing di dalam alam ini. Tidak ada satu pun yang sia-sia penciptaannya oleh Allah, cuma perlu kajian mendalam untuk mengetahui kegunaan dan manfaatnya. Sebagaimana diciptakan garam yang punya sifat asin sehingga dapat digunakan untuk menambah rasa nikmat di dalam makanan, begitu juga tujuan penciptaan batu, kayu, permata dan lain-lain, masing-masing mempunyai manfaat tersendiri.
Penggunaan kayu koka untuk khasiat tersebut di atas diserahkan kepada masing-masing pembeli karena memang belum ada kajian kedokteran resmi yang menunjang pembuktian khasiat dari kayu koka tersebut, bahkan salah dalam menyikapinya kita terjerumus dalam menyekutukan Allah SWT (Syirik), pada dasarnya kita cuma memproduksi kayu tersebut menjadi hiasan indah sebagai cincin kalung juga gelang. Untuk permintaan khusus kami juga memproduksi kayu koka yang dijadikan tasbih cantik.



Jumat, 14 Maret 2014

kejujuran



Kejujuran Dalam Persahabatan



Persahabatan itu diawali Dengan Kejujuran
jika Kejujuran itu Tidak ada
Persahabatan tidak akan Lengkap
Meski Kejujuran itu Manyakitkan ataupun
Manyenangkan
Dari situlah Terjalin Sebuah paesahabatan Yang kuat......



Selasa, 11 Maret 2014

The Moon Embracing the Sun

The Moon Embracing the Sun

Kisah cinta antara Lee Hwon, seorang raja dari dinasti Joseon dan Wol, seorang cenayang atau dukun wanita. Wol terlahir dari keluarga terpandang dan cukup berpengaruh di kerajaan. awal pertemuan mereka adalah saat mereka masih kecil, raja (masih menjadi putra mahkota, 13 tahum) dan Wol (berumur 11 tahun) ketika Wol / Heo Yeon Woo kecil menghadiri acara kerajaan, pengangkatan para sarjana Sungkyunkwan di istana. Dari sanalah benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya hingga Wol diangkat menjadi putri mahkota. tetapi karena suatu sebab Wol akhirnya dibunuh. Lalu bagaimanakah Wol dapat hidup kembali dan bisa menjadi cenayang/dukun? ayo tonton drama satu ini, dijamin akan membuat kalian semua tidak akan rela melewatkan satu episode pun.


Judul : The Moon Embracing the Sun
Genre : Romantis, Fantasy, Historical
Jumlah Episode : 20 + 2 bonus
Produksi : MBC 

Pemeran Utama 

 Kim Soo Hyun - Raja Lee Hwon
Yeo Jin Goo - Lee Hwon (muda)

Ditakdirkan untuk menjadi Matahari pertama, ia jatuh cinta untuk pertama kalinya ketika ia bertemu Yeon Woo. Tapi Yeon Woo tiba-tiba jatuh sakit dan mati. Delapan tahun kemudian ia menjadi Raja yang hampir setiap hari tidak pernah tersenyum. Suatu hari, ia bertemu seorang dukun yang mirip dengan Yeon Woo. namanya adalah Wol, ia mulai memiliki keraguan tentang kematian Yeon Woo dan memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut.
Han Ga In - Heo Yeon Woo / Wol
Kim Yoo Jung - Yeon Woo (muda) 

Ditakdirkan untuk menjadi bulan pertama. Putri seorang keluarga bangsawan. kakak nya bernama Yeom, dan dia merupakan cinta pertama Hwon, Yeon Woo sangat cerdas dan sangat dicintai. Dia terpilih sebagai Putri Mahkota, tetapi secara misterius jatuh sakit dan meninggal beberapa hari sebelum upacara pernikahan kerajaan. Tepat ketika ia diyakini telah mati, dia diselamatkan oleh Jang Nok Young, (seorang dukun kepala) atas permintaan dari temannya Ari, namun untuk itu Yeon Woo harus kehilangan semua kenangannya. Delapan tahun kemudian, ia kembali ke istana sebagai seorang dukun, yang dipanggil Wol oleh Lee Hwon.

Jung Il Woo - Pangeran Yang Myung
Lee Min Ho - Yang Myung (muda) 

Matahari kedua, dia adalah kakak Raja Hwon. Dia selalu diperlakukan tidak adil oleh ayahnya, Raja Seongjo. Pangeran Yang Myung adalah seorang pria riang, ia harus berjuang mati-matian untuk cintanya yang tak berbalas untuk Yeon Woo dan persaudaraan dengan Lee Hwon. Dia sangat sedih dan marah ketika Yeon Woo meninggal. Delapan tahun kemudian ia terjerat dalam pertarungan melawan dinasti Hwon.

Kim Min Seo - Yoon Bo Kyung
Kim So Hyun - Bo Kyung (muda) 

Bulan kedua, Bo Kyung digunakan sebagai alat oleh Ibu Suri untuk mencapai kekuasaan lebih dengan mencoba membuat dia menjadi Crown Princess, yang berhasil setelah kematian Yeon Woo. Kemudian, ia menjadi Ratu, tetapi bagaimanapun juga, dia tidak pernah bisa mendapatkan pernikahan sempurna dengan Hwon.

Song Jae Hee - Heo Yeom (kakak Yeon Woo/Wol)
Siwan - Yeom (muda) 

Sarjana peringkat pertama. dia adalah saudara Yeon Woo sekaligus guru dari Hwon. Wanita akan pingsan ketika dia lewat karena ketampanannya. Dia memiliki persahabatan dekat dengan Hwon, kemudian ketika Hwon menjadi raja ia menjadi pengikut setia nya. Dia juga merupakan suami Putri Minhwa.

Song Jae Rim - Kim Chae Woon
Lee Won Gun - Woon (muda)
Seorang prajurit muda berusia 23 tahun. Dia adalah pendekar pedang terbaik di Joseon dan merupakan pengawal setia Hwon. Meskipun berbakat, ia memperoleh status rendah karena ia dilahirkan oleh selir dengan seorang pria bangsawan, ia menerima perawatan dari istri resmi ayahnya. Dia memiliki persahabatan yang sangat dekat dengan Yeom dan Yang Myung.

Keluarga Hwon (Raja)
  • Kim Young Ae - Jung Hui (Ibu Suri)
  • Ahn Nae Sang - Sung Jo (Ayah Lee Hwon)
  • Kim Sun Kyung - So Hye (Ibu Lee Hwon)
  • Nam Bo Ra - Putri Min Hwa (Adik Lee Hwon)Jin Ji Hee - Putri Min Hwa (muda)

Keluarga Yeon Woo / Wol
  • Sun Woo Jae Duk - Heo Young Jae (Ayah Yeon Woo / Wol)
  • Yang Mi Kyung - Shin Jung Kyung (Ibu Yeon Woo / Wol)
  • Yoon Seung Ah - Seol (Pengasuh Yeon Woo / Wol)
  • Suh Ji Hee - Seol (muda)
Keluarga Yoon
  • Kim Eung Soo - Yoon Dae Hyung (Ayah Bo Kyung)
  • Jang Hee Soo - Ms Kim (Ibu Bo Kyung)
  • Kim Seung Wook - Yoon Soo Chan  
Para Cenayang/dukun
  • Jun Mi Sun - Jang Nok Young
  • Kim Ik Tae - Hye Gak
  • Bae Noo Ri - Jan Shil
  • Jo Min Ah - Jan Shil (muda) 
  • Jang Young Nam - Ali (figuran, ep 1)
Pemeran di Istana
  • Jung Eun Pyo - Hyung Sun
  • Yoon Hee Suk - Hong Gyu Tae
  • Kim Ye Ryung - Lady Park (Ibu Pangeran Yang Myung)
  • Seo Hyun Chul - Shim San
  • Lee Seung Hyung - Han Jae Gil 
Sekian artikel mengenai Drama Korea The Moon Embracing the Sun.